Pages

Wednesday, December 24, 2014

Mengapa Kita Bersendawa?





Sendawa adalah salah satu kebiasaan yang dianggap ‘memalukan’ oleh masyarakat kita. Tapi, sebenarnya apa yang membuat kita bisa bersendawa?
1.      Mekanisme Sendawa

Menurut Sherwood  (2011), saat kita bernafas, sfingter faringosefagus akan menutup saluran esophagus. Hal tersebut terjadi untuk mencegah udara masuk kedalam saluran pencernaan saat kita bernafas. Saat proses menelan, sfingter ini akan membuka agar bolus bisa masuk ke esophagus. Namun, saat kita bernafas dan sfingter ini tidak menutup sempurna esophagus,  maka saluran pencernaan akan menerima banyak gas. Gas dalam saluran pencernaan akan dikeluarkan dalam bentuk flatus (kentut) dan eructation (sendawa). Sendawa atau eructation merupakan fungsi fisiologi normal yang terjadi ketika udara dan gas yang tertelan atau berasal dari makanan terakumulasi dalam gaster dikeluarkan (dalam Han Seung Ryu, Suck Chei Choi, and Joon Seong Lee : 2014)

Saat makan, tekanan di lambung (gaster) meningkat seiring teregangnya dinding lambung yang terisi makanan. Namun peningkatan tekanan di lambung berlangsung lambat karena peningkatan volume seiring dengan pangkat tiga jari-jari (R3) lambung, tetapi tegangan (gaya peregangan lambung) berbanding lurus dengan jari-jari. Peningkatan tekanan lebih bermakna ketika ada udara yang tertelan saat makan atau dari makanan dan minuman bergas seperti kol dan soft drink. Udara yang terperangkap dalam lambung akan menekan katup yang menutup antara gaster dengan esofagus, lalu menggetarkan pita suara di laring yang disebut dengan sendawa (dalam Cameron, Skofronick, dan Grant: 2006).

Menurut Han Seung Ryu, Suck Chei Choi, and Joon Seong Lee (2014), mekanisme sendawa adalah saat udara atau gas terkumpul dibagian fundus lambung. Penambahan volume fundus lambung oleh gas ini merangsang transient lower esophageal sphincter relaxation (tLESR), lalu diikuti oleh pergerakan gas dari gaster ke esofagus. Penggembungan tiba-tiba pun terjadi di esofagus karena udara mengalami refluks (kembali) dan merangsang refleks gelombang peristaltik kedua di esofagus yang dapat membuka LES (lower esophageal sphincter) dan UES (upper esophageal sphincter), sehingga menyebabkan kita bersendawa.



2.      Makanan atau Minuman Apa Saja yang Menyebabkan Kita Bersendawa?
Makanan dan minuman yang kita konsumsi ternyata juga menyebabkan kita bersendawa. Makanan kaya serat seperti sayur-sayuran dan kacang-kacangan, produk makanan dari susu,dan makanan dengan pemanis buatan dapat menyebabkan kita bersendawa. Ada juga sayuran tertentu yang mengandung gas seperti kol dapat membuat kita bersendawa. Selain itu, minuman-minuman soft drink juga bisa menyebabkan kita bersendawa. Hal tersebut dikarenakan soft drink mengandung gas CO2 (dalam Liebmann-smith dan Egan : 2007)

3.      Sendawa Ternyata Juga ‘Pertanda’ Penyakit
Sendawa merupakan hal yang normal, tetapi sendawa juga bisa menjadi pertanda bagi kelainan dalam tubuh. Menurut Liebmann-smith dan Egan (2007), sendawa berlebihan bisa menunjukkan adanya penyakit seperti defisiensi laktase (intoleransi laktase). Penyakit ini disebabkan karena tubuh tidak memiliki enzim laktase, sehingga produk makanan yang mengandung laktosa seperti susu tidak akan tercerna sempurna dan akhirnya menghasilkan gas. Selain itu, sendawa berlebihan juga menunjukkan adanya   gastroesophageal reflux disease (GERD), yakni makanan atau asam lambung mengalami refluks ke esofagus. Kemudian, sendawa yang tidak normal juga menandakan adanya gangguan kantung empedu atau bahkan kanker kolon dan esofagus. Tanda-tanda lain kondisi ini mungkin meliputi turunnya berat badan, munculnya edema (pembengkakan), muntah darah, dan tinja berdarah.

Sumber:
Cameron, Skofronick, dan Grant (2006) Fisika Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Han Seung Ryu, Suck Chei Choi, and Joon Seong Lee (2014) “Belching (Eructation)” The Korean Journal of Gastroenterology. 64(1):4-9
Liebmann-smith, Joan dan Egan, Jacqueline Nardi (2007) Sinyal-Sinyal Bahaya Dalam Tubuh Anda ‘BODY SIGNS’ Dari Ujung Rambut Hingga Ujung Kaki. Jakarta: Ufuk Publishing House

Sherwood, Lauralee. (2011). Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem (6 ed.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

No comments:

Post a Comment