Pages

Wednesday, December 24, 2014

Mengapa Kita Menguap Saat Mengantuk?



Huaahh... Itulah bunyi uapan kita saat mengantuk atau bosan. Menguap sebenarnya adalah hal yang alamiah dalam tubuh. Hmm, pernahkah kita bertanya mengapa menguap adalah pertanda kita untuk tidur?
1.      Ternyata Banyak Teori Tentang ‘Menguap’

Menguap atau yawn masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti. Namun, ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan mengapa kita menguap. Boredom theory (teori kebosanan) mengatakan bahwa saat merasa bosan, proses respirasi akan menjadi lebih pelan dan akhirnya kita akan menguap untuk mengambil udara lebih banyak dengan cara menguap. Sedangkan Brain Cooling Theory menyatakan bahwa menguap adalah salah satu cara untuk mendinginkan otak yang sedang dalam keadaan panas. Lebih aneh lagi, dalam teori evolusi, dahulu kita menguap untuk pertahanan diri dari mahluk lain karena saat kita menguap mulut akan terbuka dan memperlihatkan gigi (dalam Callentine: 2014).

2.      Menguap Adalah Pertanda Tubuh Butuh Tidur

Menurut Acosta-Peña E dan Murillo-Rodríguez E (2009), menguap adalah salah satu tanda bahwa tubuh membutuhkan tidur.Dalam jurnal mereka, mereka menyatakan Kuniomi Ishimori dan Henri Piéron menemukan bahwa ada peranan hormon yang membuat kita terangsang untuk menguap saat kita hendak tidur. Hormon-hormon tersebut adalah apomorphine, serotonergic, physostigmine, choligernic, ACTH, dan peptida. Hormon-hormon tersebut juga akan merangsang tubuh untuk tidur.  Ketika hormon apomorphine dalam keadaan rendah, akan menyebabkan hypotalamic dopaminergic dan nigrostriatal dopaminergic terhambat. Nigrostriatal dopaminergic yang terhambat akan mengeksitasi serotonergic. Eksitasi serotogenic juga memicu physostigmine meningkat dan mengeksitasi choligernic. Selain itu, ACTH akan meningkat dan menyebabkan peningkatan peptida di sel saraf dan di ptiuatari. Peptida akan merangsang pengeluaran choligernic yang akan merangsang pusat pengaturan ‘menguap’ di cerebellum’ aktif sehingga kita menguap.


Gambar 2.1: Mekanisme Hormon Dalam Menguap


Gambar 2.2: Pusat Kontrol 'Menguap' 


Saat kita hendak tidur, sistem saraf parasimpatik akan terangsang dan membuat kerja tubuh menurun, termasuk kerja respirasi dalam tubuh. Namun, saat kita belum mengingkan untuk tidur (mungkin karena harus mengerjakan tugas :D) dan pernafasan kita telah melambat akibat kerja sistem saraf parasimpatik, akibatnya tubuh kekurangan oksigen. Akhirnya, untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang kurang, pusat menguap di cerebellum merangsang kita untuk menguap untuk mendapatkan oksigen dari udara yang masuk saat menguap. Saat menguap, mulut kita akan terbuka lebar untuk memasukkan udara dan wajah pun otomatis akan berkerut sehingga menekan kelenjar lakrimalis di os lakrimal, menyebabkan kita mengeluarkan sedikit air mata saat menguap. Selain itu, berkerutnya wajah menyebabkan kelenjar saliva di oral tertekan dan membuat kita mengeluarkan air liur saat menguap (dalam Juan: 2006)

.
3.      Pentingnya Menguap Bagi Kesehatan

Menguap ternyata penting bagi kesehatan tubuh kita. Menurut Juan (2006), menguap penting untuk membuka saluran eustachius dan menyesuaikan tekanan udara di telinga tengah. Selain itu, menguap juga penting untuk mencegah kompilkasi pernafasan psaca bedah. Kemudian, untuk penderita penyakit fisik berat seperti tumor dan pendarahan otak, mereka tidak akan bisa menguap hingga penyakit fisiknya tersebut sembuh secara total. Bahkan ada penelitian yang menyebutkan bahwa orang yang mengalami penyakit kejiwaan tidak akan menguap karena mengalami kerusakan otak.

Sumber:
Callentine, Lainna (2014) The Electrifying Nervous System. United States of America: New Leaf Publishig Group.

García-García F, Acosta-Peña E dan Venebra-Muñoz A, Murillo-Rodríguez E (2009) “Sleep-inducing factors” CNS Neurol Disord Drug Targets. 8(4):235-244


Juan, Stephen (2006) Tubuh Ajaib: Membuka Misteri-Misteri Aneh dan Menajubkan Tubuh Kita. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

No comments:

Post a Comment