Huaahh...
Itulah bunyi uapan kita saat mengantuk atau bosan. Menguap sebenarnya adalah
hal yang alamiah dalam tubuh. Hmm, pernahkah kita bertanya mengapa menguap
adalah pertanda kita untuk tidur?
1. Ternyata
Banyak Teori Tentang ‘Menguap’
Menguap
atau yawn masih banyak diperdebatkan
oleh para peneliti. Namun, ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan mengapa
kita menguap. Boredom theory (teori kebosanan) mengatakan bahwa saat merasa
bosan, proses respirasi akan menjadi lebih pelan dan akhirnya kita akan menguap
untuk mengambil udara lebih banyak dengan cara menguap. Sedangkan Brain Cooling
Theory menyatakan bahwa menguap adalah salah satu cara untuk mendinginkan otak
yang sedang dalam keadaan panas. Lebih aneh lagi, dalam teori evolusi, dahulu
kita menguap untuk pertahanan diri dari mahluk lain karena saat kita menguap mulut
akan terbuka dan memperlihatkan gigi (dalam Callentine: 2014).
2. Menguap
Adalah Pertanda Tubuh Butuh Tidur
Menurut
Acosta-Peña
E dan Murillo-Rodríguez E (2009), menguap adalah salah satu tanda bahwa tubuh
membutuhkan tidur.Dalam jurnal mereka, mereka menyatakan Kuniomi Ishimori dan
Henri Piéron menemukan bahwa ada peranan hormon yang membuat kita terangsang
untuk menguap saat kita hendak tidur. Hormon-hormon tersebut adalah
apomorphine, serotonergic, physostigmine, choligernic, ACTH, dan peptida.
Hormon-hormon tersebut juga akan merangsang tubuh untuk tidur. Ketika hormon apomorphine dalam keadaan
rendah, akan menyebabkan hypotalamic dopaminergic dan nigrostriatal
dopaminergic terhambat. Nigrostriatal dopaminergic yang terhambat akan
mengeksitasi serotonergic. Eksitasi serotogenic juga memicu physostigmine
meningkat dan mengeksitasi choligernic. Selain itu, ACTH akan meningkat dan
menyebabkan peningkatan peptida di sel saraf dan di ptiuatari. Peptida akan
merangsang pengeluaran choligernic yang akan merangsang pusat pengaturan
‘menguap’ di cerebellum’ aktif sehingga kita menguap.
Gambar 2.1: Mekanisme Hormon Dalam Menguap
Gambar 2.2: Pusat Kontrol 'Menguap'
Saat kita
hendak tidur, sistem saraf parasimpatik akan terangsang dan membuat kerja tubuh
menurun, termasuk kerja respirasi dalam tubuh. Namun, saat kita belum
mengingkan untuk tidur (mungkin karena harus mengerjakan tugas :D) dan
pernafasan kita telah melambat akibat kerja sistem saraf parasimpatik,
akibatnya tubuh kekurangan oksigen. Akhirnya, untuk memenuhi kebutuhan oksigen
yang kurang, pusat menguap di cerebellum merangsang kita untuk menguap untuk
mendapatkan oksigen dari udara yang masuk saat menguap. Saat menguap, mulut
kita akan terbuka lebar untuk memasukkan udara dan wajah pun otomatis akan
berkerut sehingga menekan kelenjar lakrimalis di os lakrimal, menyebabkan kita
mengeluarkan sedikit air mata saat menguap. Selain itu, berkerutnya wajah
menyebabkan kelenjar saliva di oral tertekan dan membuat kita mengeluarkan air
liur saat menguap (dalam Juan: 2006)
.
3.
Pentingnya Menguap Bagi Kesehatan
Menguap
ternyata penting bagi kesehatan tubuh kita. Menurut Juan (2006), menguap
penting untuk membuka saluran eustachius dan menyesuaikan tekanan udara di
telinga tengah. Selain itu, menguap juga penting untuk mencegah kompilkasi
pernafasan psaca bedah. Kemudian, untuk penderita penyakit fisik berat seperti
tumor dan pendarahan otak, mereka tidak akan bisa menguap hingga penyakit
fisiknya tersebut sembuh secara total. Bahkan ada penelitian yang menyebutkan
bahwa orang yang mengalami penyakit kejiwaan tidak akan menguap karena
mengalami kerusakan otak.
Sumber:
Callentine,
Lainna (2014) The Electrifying Nervous
System. United States of America: New Leaf Publishig Group.
García-García
F, Acosta-Peña E dan Venebra-Muñoz A, Murillo-Rodríguez E (2009) “Sleep-inducing factors” CNS Neurol Disord Drug Targets. 8(4):235-244
Juan,
Stephen (2006) Tubuh Ajaib: Membuka
Misteri-Misteri Aneh dan Menajubkan Tubuh Kita. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
No comments:
Post a Comment